Laman

Rabu, 02 Juli 2014

HUBUNGAN PPROFESIONAL BIDAN DENGAN PASIEN

A.    HUBUNGAN PPROFESIONAL BIDAN DENGAN PASIEN

Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab dan akontabilitas dalam praktek klinik keperawatan dan kebidanan didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta diintegrasikan ke dalam pendidikan dan praktek klinik. Hubungan perawat atau bidan  dengan pasien dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien yang pada hakekatnya adalah hubungan memelihara(caring).

1.   Hubungan Profesional Bidan terhadap Pasien

Professional berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara popular seorang pekerja apapunsering dikatakan profesional dalam bahasa keseharianya adalah seorang pekerja terampil atau cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.

2.   Hubungan Profesional Bidan Menghargai Sosial Ekonomi Pasien

Keawaman pasien seringkali membuat interaksi antara bidan dan pasien yang berlangsung selama proses pemeriksaan maupun pengobatan terhambat. Keawaman yang dimaksud mencakup minimnya pengetahuan dasar pasien mengenai
istilahkesehatan, pengetahuan mengenai penyakit yang diderita, serta ketidaktahuan pasien tentang hak dan kewajibannya sebagai pasien.Terkait dengan masalah ini, ada keengganan pasien untuk bertanya, sehingga masalah ini mempersulit bidan yang memeriksanya.
Interaksi bidan dan pasien juga menghadirkan hubungan yang unik yakni, hubungan kepercayaan (trust relationship) di antara keduanya yang mampu memberi batasan pada diri pasien (self limited)untuk menaruh kepercayaan pada bidan tertentu. Sikap judes, cuek, atau pun kekurangperhatian dari bidan kepada pasiennya, membuat pasien kurang memiliki rasa kepercayaan terhadap bidan. Namun kerjasama di antara keduanya juga terlihat. Pasien yang patuh kepada semua aturan main bidan, dan bidan yang begitu ramah, menaruh perhatian dan memberikan penghormatan serta kesempatan kepada pasien untuk mengutarakan keluh kesahnya secara jelas akan memudahkan mereka untuk bekerjasama.

3.   Menghargai Nilai dan Norma Pasien

Nilai juga diartikan sebagai seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatupemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang. Untuk praktek bidan profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan : Menghargai martabat individu tanpa prasangka Melindungi seseorang dalam hal privasi Bertanggung jawab atas segala tindakannya. Seorang bidan yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien hal-hal sebagai berikut : Menutup area untuk mandi dan pengobatan Menutup pasien untuk prosedur tertentu Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang bersedih.

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh bidan :
o  Kejujuran
o  Lemah lembut
o  Ketepatan setiap tindakan
o  Menghargai orang lain

Falsafah seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai adalah spiritual, profesional, sosial dan estetika yang dapat menghasilkan suatu kode atau peraturan.Menghargai privasi adalah dasar nilai etis untuk keperawatan. Mahasiswa keperawatan belajar dengan cara membiasakan diri “ menjadi sensitif terhadap perasaan – perasaan pasien dan memahami kebutuhannya “.


Norma Moral
Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu.Norma terbagi menjadi dua :
1)   Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan.Norma umum terbagi menjadi tiga :
o  Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.
o  Norma hokum
o  Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.
2)   Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia. Contohnya norma bahasa.Norma Moral bersifat Obyektif dan Universal

Obyektivitas nilai moral
Jika nilai bermakna subyektif, tetapi nilai moral mengandung makna obyektif, baik buruknya sesuatu dalam arti moral tidak tergantung dari nilai pribadi, tidak mungkin bahwa bagi satu orang sesuatu adalah baik untuk dilakukan sedangkan bagi orang lain hal yang sama adalah buruk.

Universalitas nilai moral
Artinya harus selalu dan berlaku dimana-mana. Mustahillah norma moral yang berlaku di satu tempat tapi tidak berlaku di tempat lain. Hal itu memang dapat terjadi pada norma hukum (karena didasarkan pada undang-undang yang berbeda), contohnya : undang-undang yang melindungi kerahasiaan bank, bisa jadi di negara lain tidak ada, tapi kejujuran berlaku selalu dan dimana-mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar